Menurut
referensi, Kampus ITB Ganesha memiliki luas sekitar 29 hektar dan dihuni 23.000
orang, yang merupakan akumulasi angka dari jumlah dosen, karyawan, dan para
mahasiswa ITB. Dihitung-hitung dengan rumus kepadatan per luas daerah pun,
kampus ITB Ganesha sudah tergolong padat karena seharusnya, kapasitas kampus
ganesha ini hanya untuk 15.000 orang. Oleh karena latar belakang itulah,
tercetus pembangunan ITB multikampus, yaitu pembangunan kampus ITB baru di
Jatinangor. Hal ini juga bertujuan untuk mendukung berbagai kegiatan ITB
sebagai perguruan tinggi negeri yang unggul. Dengan pembangunan ITB Jatinangor
ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas ITB dalam berkarya, demi mendukung
tercapainya Visi ITB.
Berdasarkan Keputusan Rektor Institut Teknologi
Bandung Nomor 147/SK/K01/2010, pada tanggal 21 April 2010 dibentuklah
Direktorat Pengembangan ITB di bawah koordinasi Wakil Rektor bidang Keuangan,
Perencanaan dan Pengembangan sebagai organisasi yang ditugaskan untuk
menyelaraskan dan mengkoordinasikan pengembangan Kampus secara fisik maupun non
fisik. Beberapa pengembangan yang sedang dan akan dilakukan
berangkat dari arah dan tujuan jangka panjang ITB menuju tercapainya Visi dan
Misi ITB yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan (RENIP) ITB 2025. Untuk
itu perlu ditetapkan fungsi dan peran Kampus ITB masa depan sebagai perwujudan
multikampus ITB yang berdaya dan berprestasi pada dinamika tantangan ITB pada
masa yang akan datang.
Gagasan mengembangkan ITB multi kampus mendapat
kesempatan emas pada tanggal 31 Desember 2010 dengan ditanda-tanganinya
perjanjian kerjasama ITB dengan Pemerintah Propinsi Jawa Barat Nomor:
073/02/otdaksm/2010, untuk pengelolaan lahan pendidikan yang terletak di
Jatinangor dan di Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.